Minggu, 29 Juni 2008

AKU RINDU PADA PELIHARAANKU



aku rindu pada kelinciku



klo aku pulang di rumah.. dia langsung suka cita berloncat-loncatan di ke-2 kakiku
aku kasihan bgt sm klinci itu


ingin aku peluk erat dia & tidak mau kulepas
ingin aku beri dia sawi dingin secara terus-menerus
ingin ku ajak jalan-2 pagi sbb dia suka oxigen
ingin ku ajak dia pergi di Tj.mas malam2 ato di hutan semarang atas

aku sangat rindu kelinci itu

KETEMU ORANG HEBAT & PENTING




Kemarin saya ketemu orang hebat & penting
Dia punya predikat dan gelar yang macam-macam!! (lulusan luar negeri kali?!)
namanya yaitu sdr. Joko, DBS,DMC,LMLT,DMSM,SH

- Dilarang Berobat / Sakit
- Dilarang men-Cinta
- Dilarang Ber-Mimpi
- Dilarang Ngomong. apalagi Tertawa
- Dilarang Makan
- Dilarang Sok / Sombong
- Dilarang Masuk
- Silahkan Hidup

saya salami dia.
aku bangga bersalaman dengan beliau.
salut, hormat.
rasa-2nya semua pahlawan-2 bangsa == kalah sama dia!!


SIAPA NI..?

wah hebat !!
ganteng banget ni anak ni ya ?
cuee.. muach!!
gayanya cool, kaya wong kere ya ?!
e..tapi bener lo.. dia cool..
sampai tidak bisa ngomong saya
pokoknya tidak bisa diungkapkan kata-kata dech



ueee.. ternyata tidak ini saja
dari sisi kiri juga ganteng abis bo..!!
ck..ck..
hebat !!




coba..coba.. klo dibalik


busyeet!! benar dah
diliat dari bawah juga
guanteng abis boss
kaya siapa ya.. kaya pasukan angin hitam !!


coba klo dikasi topi..


wuiitts!! .. jadi raja bok !!
/min kaya pangeran ya?
muanis sekali..!!

_______________________
SSssTT.. ternyata ada yang tanya

#= Siapa namanya 'om?
%= Bp. hindari kontak langsung skor 2-0 antara jaja miharja & iklan kecik koyo asu

#= 'om dia kerja dimana 'om?
%= kerja? o..dia kerjanya cuma makan rumput di dekat sumur bong RS Jiwa sujiwotejo

#= kerjanya makan rumput?
trus dekat sumur bong ?!
%= busyet!!.. eits!! ..eits!! Hai neng!! Hari gini Tidak makan rumput ?! emang ada?
yang tidak makan rumput tu ya.. orang-orang yang makan dari hasil pajak..!!
sudah..!! tidak usah banyak cing-cong neng ..ni no.HP-nya 087832021347

#= 'om dia orangnya romantis tidak 'om?!
%= romantis..romantis..

#= ya sudah dech om. makan rumput juga GPP. tp bener kan 'om dia romantis?
%= amin..!!

Kamis, 26 Juni 2008

SUARA YANG DIDENGAR MAYAT

Yang Akan Ikut Mayat Adalah Tiga hal yaitu:
1. Keluarganya
2. Hartanya
3. Amalnya

Ada Dua Yang Kembali Dan Satu akan Tinggal Bersamanya yaitu:
1. Keluarga dan Hartanya Akan Kembali
2. Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya.

Maka ketika Roh Meninggalkan Jasad...Terdengarlah Suara Dari Langit Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan..
* Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia, Atau Dunia Yang
Meninggalkanmu
* Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Harta Kekayaan, Atau Kekayaan Yang
Telah Menumpukmu
* Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia, Atau Dunia Yang Telah
Menumpukmu
* Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia, Atau Dunia Yang Telah
Menguburmu."

Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan....Terdengar Dari Langit Suara
Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan...
* Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat, Mengapa Kini Terkulai Lemah
* Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih, Mengapa Kini Bungkam Tak
Bersuara
* Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar, Mengapa Kini Tuli Dari
Seribu Bahasa
* Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia, Mengapa Kini Raib Tak
Bersuara"

Ketika Mayat Siap Dikafan...Suara Dari Langit Terdengar Memekik, "Wahai
Fulan Anak Si Fulan
* Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha
* Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah

Wahai Fulan Anak Si Fulan...
* Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan Nun Jauh Tanpa
Bekal * Kau Telah Keluar Dari Rumahmu Dan Tidak Akan Kembali
Selamanya
* Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan Yang Penuh Pertanyaan."

Ketika Mayat Diusung.... Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan
Anak Si Fulan..
* Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan
* Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Tobat
* Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat."

Ketika Mayat Siap Dishalatkan....Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai
Fulan Anak Si Fulan..
* Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan Kelak Kau Lihat Hasilnya Di
Akhirat
* Apabila Baik Maka Kau Akan Melihatnya Baik
* Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk."

Ketika Mayat Dibaringkan Di Liang Lahat....terdengar Suara Memekik Dari
Langit, "Wahai Fulan Anak Si Fulan...
* Apa Yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas Di Dunia Untuk
Kehidupan Yang Penuh Gelap Gelita Di Sini

Wahai Fulan Anak Si Fulan...
* Dahulu Kau Tertawa, Kini Dalam Perutku Kau Menangis
* Dahulu Kau Bergembira, Kini Dalam Perutku Kau Berduka
* Dahulu Kau Bertutur Kata, Kini Dalam Perutku Kau Bungkam Seribu
Bahasa."

Ketika Semua Manusia Meninggalkannya Sendirian....Allah Berkata Kepadanya,
"Wahai Hamba-Ku.....
* Kini Kau Tinggal Seorang Diri
* Tiada Teman Dan Tiada Kerabat
* Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap..
* Mereka Pergi Meninggalkanmu.. Seorang Diri
* Padahal, Karena Mereka Kau Pernah Langgar Perintahku
* Hari Ini,....
* Akan Kutunjukan Kepadamu
* Kasih Sayang-Ku
* Yang Akan Takjub Seisi Alam
* Aku Akan Menyayangimu
* Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya".

Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah Berfirman, "Wahai Jiwa Yang Tenang
* Kembalilah Kepada Tuhanmu
* Dengan Hati Yang Puas Lagi Diridhai-Nya
* Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-Hamba-Ku
* Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku"

Anda Ingin Beramal Shaleh...?
Tolong Kirimkan Kepada Rakan-Rakan Muslim Lainnya Yang Anda Kenal...!!!
Semoga Kematian akan menjadi pelajaran yang berharga bagi kita dalam
menjalani hidup ini.


Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk senantiasa mengingat mati (maut) dan
dalam sebuah hadistnya yang lain, belau bersabda "wakafa bi almauti
wa'idha", artinya, cukuplah mati itu akan menjadi pelajaran bagimu.

Semoga bermanfaat bagi kita semua, Amiin....

Bahan Renungan Untuk Anda, Sahabatku, yang mungkin terlalu sibuk bekerja...
Luangkanlah waktu sejenak untuk membaca dan merenungkan pesan ini...

Alhamdulillah, Anda beruntung telah terpilih untuk mendapatkan kesempatan
membaca email ini.

Aktifitas keseharian kita selalu mencuri konsentrasi kita. Kita seolah lupa
dengan sesuatu yang kita tak pernah tahu bila kedatangannya. Sesuatu yang
bagi sebagian orang sangat menakutkan. Tahukah kita bila kematian akan
menjemput kita???

Sebarkan e-mail dakwah ini ke 5 orang terdekat Anda, dan mintalah mereka
untuk melakukan hal yang sama. Cukup lima saja. Ini bukan surat ancaman
berantai. Yang jelas jika Anda tidak meneruskan e-mail ini, maka Anda telah
menyia2 kan kesempatan untuk saling menasihati dalam kebenaran dan beramal
shalih. Jika Anda lakukan dengan ikhlas insya Allah Anda akan menuai
kebaikan. Mari berlumba dalam kebaikan.
Wassalam

Minggu, 22 Juni 2008

PATRIOTISME : ANCAMAN BAGI KEBEBASAN

Apakah patriotisme itu ? Apakah cinta dengan tempat lahir seseorang, tempat seseorang mengenang masa kecil, mimpi dan aspirasinya ? Dengan sebuah tempat, dimana kita dengan jiwa kekanak-kanakan memandang awan yang bergerak dan bertanya mengapa kita tak dapat begerak secepat awan itu ? Dengan tempat dimana kita melihat bintang-bintang betebaran di langit ? Dengan tempat dimana kita mendengar kicauan burung dan berangan-angan ingin bisa terbang seperti burung ke tempat nun jauh ? Atau, apakah cinta dengan tempat kita dipangku ibu mendengar dongeng-dongengnya ? Singkatnya, apakah patriotisme itu adalah cinta dengan setiap jengkal tempat dimana kita dibesarkan dan bermain, dimana kita dapat mengenang masa kecil yang penuh dengan kegembiraan ?

Kalau itu adalah patriotisme, hanya sedikit orang Amerika yang bisa menjadi patriotik, karena tempat bermainnya sudah dibangun menjadi pabrik-pabrik dan dengungan mesin telah menggantikan musik (kicauan) burung.

Kalau begitu, apakah patriotisme itu ? Leo Tolstoy, anti patriotisme terbesar zaman ini, mendefinisikan patriotisme sebagai suatu prinsip yang membenarkan pelatihan pembunuh ; suatu usaha yang memerlukan peralatan yang lebih canggih untuk membunuh manusia daripada untuk membuat keperluan manusia, misalnya, sepatu, pakaian dan rumah ; usaha yang dapat membawa kebesaran dan sukses, lebih daripada usaha-usaha lain.

Gustava Herve, juga seorang anti patriot yang besar, mengartikan patriotisme dengan tepat. Menurutnya, patriotisme adalah takhyul yang lebih bahaya dan brutal daripada agama. Takhyul agama berasal dari ketidak mampuan manusia untuk menjelaskan fenomena alami. Misalnya, ketika seorang manusia primitif mendengar geledek dan melihat kilat, dia tidak dapat menjelaskan kejadian itu dan menganggap bahwa ada kekuatan yang lebih besar darinya. Dia juga akan menganggap semua fenomena lain, seperti hujan sebagai fenomena gaib. Lain dengan patriotisme yang merupakan takhyul yang diciptakan dan dipertahankan secara artifisial, melalui jaringan penipuan dan kebohongan ; tahkyul yang merebut kehormatan seseorang dan membuatnya sombong.

Memang, egoisme dan kesombongan adalah sifat-sifat yang harus dimiliki seorang patriot. Saya akan coba menjelaskan pernyataan di atas. Paham patriotisme menganggap bahwa dunia ini terpecah menjadi bagian -begian kecil, setiap bagian dikelilingi pintu besi. Mereka yang beruntung (kebetulan) lahir dalam sebuah bagian tersebut, akan menganggap diri mereka lebih tinggi derajatnya, lebih pandai dan lebih segala-galanya (dibandingkan dengan manusia di luar pintu besinya). Jadi merupakan tugas bagi setiap orang yang lahir di bagian yang ’terpilih’ itu untuk berperang, membunuh dan mati untuk membuktikan "kebenaran dan kelebihannya" kepada orang lain di luar pintu besinya.

Mereka yang tinggal di bagian-bagian lain, akan mempunyai jalan pikir yang sama. Sudah pasti demikian, karena sejak masih kanak-kanak pikiran mereka sudah diracuni dengan cerita-cerita yang penuh prasangka (untuk menimbulkan kebencian) terhadap orang-orang asing. Ketika anak -anak itu sudah menjadi dewasa, pikirannya sudah dipenuhi dengan kepercayaan bahwa dia adalah yang "terpilih" oleh Tuhan untuk membela negaranya dari serangan orang-orang asing. Untuk memenuhi maksud tersebut, kita di Amerika, mempersiapkan angkatan bersenjata, amunisi dan kapal perang yang semakin megah dan yang jumlahnya semakin banyak.

Untuk memenuhi maksud patriotismne, baru-baru ini, Amerika mengeluarkan empat ratus juta dolar dalam waktu yang singkat. Cobalah kita pikirkan, empat ratus juta dolar yang diambil dari hasil keringat warga negara (mereka yang membayar pajak). Sudah pasti, bukanlah orang-orang kaya yang menunjang patriotisme. Mereka (orang-orang kaya) adalah manusia kosmopolitan, merasa "di rumah" di setiap negara. Kita di Amerika, tahu mengenai fakta ini dengan jelas sekali ; bukankah, orang kaya Amerika, menjadi orang Perancis di Perancis, orang Jerman di Jerman, atau orang Inggris di Inggris. Tetapi patriotisme itu bukanlah untuk mereka yang berkuasa dan yang kaya. Patriotisme, seperti agama, cukup diterapkan bagi orang awam. Kita diingatkan kepada Frederick the Great, kawan dekat Voltaire, yang berkata, " agama adalah penipuan (yang terorganisir), tetapi harus dipertahankan untuk orang awam ".

Patriotisme adalah sebuah institusi yang mahal, tidak ada orang yang akan menyangkalnya setelah meneliti statistik di bawah ini. Kenaikan perbelanjaan militer (darat dan udara) yang besar mengejutkan setiap pelajar ekonomi yang kritis. Dari tahun 1881 sampai 1905, perbelenjaan militer Inggris naik dari $ 2.101.848.936 ke $4.143.226.885 ; bagi Perancis, dari $3.324.500.000 ke $3.455.109.900 ; bagi Jerman, dari $725.000.200 ke $ 2.700.375.600 ; bagi Rusia, dari $ 1.900.975.500 ke $ 5.250.445.100 ; bagi Amerika, dari $ 1.275.500.750 ke $ 2.650.900.450 ; bagi Itali, dari $ 1. 600.975.750 ke $1.755.500.100 ; bagi Jepang, dari $182.900.500 ke $ 700.925.475.

Dalam periode 1881-1905 kenaikan dalam pengeluaran untuk angkatan bersenjata Inggris naik empat kali lipat ; Amerika, tiga kali lipat ; Rusia, dua kali lipat ; Jerman 35% ; Perancis 15% ; dan bagi Jepang, hampir 500%.

Secara proporsi, pengeluaran militer (darat dan udara) negara-negara tesebut dari total pengeluaran negara, juga naik (untuk periode 1881-1905)) : Di Inggris dari 20 ke 37 %, di Amerika dari 15 ke 23 %, di Prancis dari 16 ke 18%, di Itali dari 12 ke 15 %, di Jepang dari 12 ke 14%. Tetapi, di Jerman, pengeluaran untuk militer menurun dari 58 ke 25 % ; penurunan ini terjadi karena kenaikan dalam pengeluaran untuk hal-hal yang lain yang luar biasa besar jumlahnya.

Perbelanjaan untuk angkatan laut juga sama luar biasa besarnya. Dalam periode yang sama, kenaikan dalam pengeluaran marinir adalah sebagai berikut : Inggris, 300% ; Perancis, 60% ; Jerman, 600% ; Amerika, 525% ; Rusia, 300% ; Itali, 250% ; Jepang, 700%.

Dalam periode 1881-1885, pengeluaran untuk angkatan laut Amerika adalah $6.20 untuk setiap $100 pengeluaran negara ; jumlah ini naik menjadi $6.60 dalam lima tahun berikutnya, menjadi $8.10 pada lima tahun berikutnya dan akhirnya, $16.10 untuk periode 1901-1905. Kita bisa pasti, berdasarkan statistik yang ada, bahwa pengeluran tersebut akan terus naik di tahun-tahun berikutnya.

Kenaikan anggaran perbelanjaan militer dapat kita ilustrasikan lebih jauh dengan menghitung perbelanjaan tersebut sebagai pajak per kapita. Dari (lima tahun) periode pertama (1801-1805) sampai periode kelima (1901-1905), perbandingan pengeluran militer sebagai pajak per kapita dapat kita lihat : di Inggris, dari $18,47 ke $52,50 ; di Perancis dari $19,66 ke $23.62 ; di Jerman dari $10,17 ke $15.51 ; di Amerika dari $5.62 ke $13,64 ; di Rusia dari $6,14 ke $8,37 ; di Itali dari $9,59 ke $11,24 ; di Jepang dari $0,86 ke $3,11.

Penghamburan yang luar biasa yang dibutuhkan patriotisme, merupakan alasan yang cukup untuk menyembuhkan orang yang mempunyai kepandaian rata-rata dari penyakit tersebut.

Orang-orang awam digalakkan untuk menjadi patriotik, dan untuk kemewahan tersebut mereka harus bersedia untuk membantu pembela-pembela negara dan kadang mengorbankan anak mereka. Patriotisme membutuhkan kesetiaan seseorang terhadap bendera, yang artinya kesediaan untuk membunuh ibu, bapa dan sanak saudara.

Alasan pro-militarisme yang sering kita dengar adalah "kita membutuhkan angkatan bersenjata untuk menjaga negara kita dari serangan orang asing." Setiap orang yang pandai tentunya tahu bahwa alasan tersebut hanya dipakai untuk menakut-nakutkan dan memaksa mereka yang jahil. Pemerintah negara-negara di dunia mengetahui keinginan masing-masing dan tidak akan secara sembarang menyerang satu sama lain. Mereka tahu bahwa keinginan mereka bisa dicapai dengan lebih efektif dengan diplomasi. Bahkan, menurut Carlyle, "perang adalah perrgaduhan antara dua orang pencuri yang terlalu takut untuk berperang sendiri ; jadi mereka memakai mereka merekrut orang-orang, memberikan mereka seragam dan senjata, dan membiarkan mereka lepas seperti binatang liar membunuh satu sama lain.

Setiap perang yang dikaji, pasti mempunyai sebab yang sama. Misalnya perang Spanyol-Amerika, yang dikatakan sebagai perang yang hebat dan penuh nilai patriotik dalam sejarah Amerika. Bagaimana perasaan kita dipenuhi dengan kemarahan terhadap orang Spanyol yang kejam ! Betul, bahwa kemarahan kita tidak bangkit secara spontan. Perasaan itu dibangkitkan dengan agitasi koran-koran selama berbulan-bulan.

Tetapi setelah perang usai dan yang gugur telah dikubur ; akibat perang itu dirasakan oleh orang awam, dalam bentuk kenaikan harga barang-barang dan harga sewa rumah. Setelah kita sadar dari buaian patriotisme, tiba-tiba kita tahu bahwa sebab perang Spanyol-Amerika adalah karena harga gula ; atau secara lebih kasar, nyawa, darah dan uang orang Amerika telah dipakai untuk menjaga interest kapitalis Amerika dalam perdagangan gula. Pernyatan di atas tidaklah dilebih-lebihkan, tetapi berdasarkan fakta dan angka.

Penggunaan kekerasan seperti yang disebutkan di atas juga bukan insiden yang langka, contohnya adalah kebijakan pemerintah Amerika terhadap buruh-buruh di Kuba. Ketika Kuba masih dikuasai Amerika, pasukan yang sama yang membebaskan Kuba, diperintahkan untuk menembak buruh tembakau Kuba yang sedang mogok kerja.

Bukanlah hanya kita (di Amerika) yang melakukan perang untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Penyebab perang Rusia-Jepang yang brutal telah diumumkan oleh menteri perang Rusia, Kuropatkin. Kaisar Rusia dan kerabatnya baru berinvestasi dalam usaha pembuatan peralatan perang, dan maksud perang tersebut adalah untuk membuka pasar bagi peralatan perang tersebut.

Alasan bahwa kekuatan militer yang besar adalah jaminan untuk menjaga perdamaian sama logikanya dengan pernyataan bahwa individu yang merasa damai adalah dia yang menjaga dirinya dengan persenjataan yang berat. Pengalaman membuktikan bahwa individu yang bersenjata mempunyai tendensi untuk memamerkan "kekuatannya". Begitu juga halnya dengan pemerintah. Negara yang benar-benar ingin perdamaian tidak akan membuang waktu dan tenaga untuk persiapan perang ; inilah perdamaian abadi. Tetapi keinginan untuk memperbesar kekuatan militer bukanlah karena ancaman dari luar. Ancaman datang dari dalam negeri ; ketidak puasan masa dan buruh atas pemerintah. Angkatan bersenjata dipersiapkan untuk menangani musuh-musuh internal tersebut ; musuh yang kalau telah kesadarannya bangkit, akan jauh lebih berbahaya daripada kekuatan asing dari manapun.

Institusi negara adalah kekuatan yang telah beratus-ratus tahun memperbudak masa melalui penguasaan psikologi masa. Aparatus negara tahu bahwa sebagian besar masa adalah ’anak kecil’ yang bisa dibujuk dengan mainan. Dan kalau mainan ini semakin berwarna-warni, mereka akan semakin suka.

Angkatan bersenjata sebuah negara merupakan "mainan" tersebut. Untuk membuat "mainan" itu lebih menarik ratusan ribu dolar telah dipakai untuk "menghiasinya". Contohnya : pemerintah Amerika mengirim satu konvoi angkatan laut ke Pasifik supaya setiap warga negara Amerika merasa bangga dengan negaranya itu. Kota San Fransisco menghabiskan seratus ribu dolar untuk menyambut konvoi tersebut ; Los Angeles, enam puluh ribu ; Seattle dan Taccoma sekitar serartus ribu. Untuk menyambut konvoi tersebut ? ? Untuk makan dan minum dengan prajurit-prajurit pangkat atas, sedangkan prajurit-prajurit (bawahan) lainnya harus melakukan unjuk rasa untuk sekedar makan yang cukup. Ya, dua ratus enam puluh ribu dihabiskan untuk petasan, pesta dan foya-foya, pada waktu kaum perempuan dan kanak-kanak sedang mengalami kelaparan di seluruh negara ; ketika ribuan penganggur bersedia untuk menjual tenaga mereka semurah-murahnya.

Dua ratus enam puluh ribu dolar ! Apa yang tidak bisa dibeli dengan uang sebanyak itu ? Tetapi, bukan untuk roti dan rumah ; anak-anak kota-kota tersebut diajak untuk melihat pesta penyambutan angkatan laut tersebut, supaya mereka ingapat dijatuhkan dari pesawat terbang ke target masyarakat. Kita merasa bangga mengetahui bahwa Amerika akan menjadi negara terkuat di dunia, dan kemudian akan menanamkan kaki besinya di leher negara-negara lain. Itu semua adalah logika patriotisme.

Tetapi, segala dampak buruk patriotisme terhadap masyarakat awam tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan penghinaan dan luka yang dirasakan mereka yang bekerja di militer. Mereka adalah korban kejahilan dan takhyul yang patut dikasihani. Dia, pembela dan penjaga negara, apakah yang dapat diberikan patriotisme terhadap seorang prajurit ? Sehari-harinya mereka harus selalu tunduk. Kehidupan mereka penuh dengan kebiasaan buruk (vice), bahaya dan kematian. Ketika saya sedang dalam tur memberikan kuliah di San Fransisco, saya mengunjungi sebuah tempat yang paling indah. Dari sana kita dapat melihat "the Bay" dan "Golden Gate Park". Tempat itu semestinya digunakan untuk sebuah taman untuk anak-anak dan untuk pertunjukan musik. Tetapi, di tempat itu dibangun barak militer yang jelek.

Di barak yang menyedihkan tu, prajurit-prajurit diangon seperti binatang. Di situ mereka membuang waktu mengelap sepatu lars dan lencana mereka untuk diperlihatkan kepada pemimpin mereka. Kehidupan bagi prajurit seringkali tidak mempersiapkannya untuk hidup kembali secara normal dalam masyarakat. Kebanyakan dari mereka tidak mempunyai keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Bagi mereka yang mempunyai keterampilan, kadang mereka tidak bisa beeradaptasi dengan kehidupan normal, dan keterampilannya tersebut tidak dapat sepenuhnya dimanfaatkan. Mereka terbiasa dengan kehidupan yang "idle" (pasif) dan penuh dengan petualangan (adventure). Tidak ada pekerjaan normal yang bisa memuaskan diri mereka. Pendek kata, mereka tidak lagi dapat melakukan pekerjaan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Tetapi, biasanya yang masuk barak itu adalah eks tahanan ; karena mereka susah mencari penghidupan atau memang karena mentalitas mereka sesuai dengan kehidupan militer. Sesudah kontrak militer selesai, biasanya mereka akan kembali kepada kehidupan kriminal, lebih zalim dari sebelumnya. Di Amerika memang lumayan banyaknya eks serdadu yang meringkuk di penjara ; dan angkatan bersenjata juga dipenuhi dengan eks tahanan.

Dari semua akibat patriotisme yang telah saya jelaskan, yang paling merusakkan adalah pelecehan harga diri seseorang seperti yang diderita oleh serdadu William Buwalda. Karena dia dengan bodohnya percaya bahwa dia bisa menjadi seorang tentara dan juga dapat menerima hak penuhnya sebagai manusia, otoritas militer telah memberikan hukuman berat baginya.

Memang betul bahwa dia telah bertugas untuk negara selama lima belas tahun, dan dalam waktu itu, arsipnya bersih dan sempurna. Menurut Jendral Funston yang meringankan hukumannya menjadi tiga tahun penjara, "tugas seorang serdadu adalah kesetiaan yang tidak dapat dipertanyakan kepada pemerintah, meskipun dia tidak setuju dengan pemerintah tersebut." Funston telah menjelaskan arti kesetiaan. Menurutnya, jika seseorang masuk militer, dia secara otomatis menolak Deklarasi Kemerdekaan (bagi dirinya).

Memang suatu perkembangan yang aneh, patriotisme membuat seorang mahluk yang berpikir menjadi mesin yang terprogram. Untuk membenarkan hukuman yang dijatuhkannya kepada Buwalda, Funston memberi tahu orang Amerika bahwa tindakan serdadu itu adalah "tindakan kriminal yang serius yang sama beratnya dengan pengkhianatan ." Apakah tindakan tersebut ? William Buwalda adalah salah satu dari seribu lima ratus orang yang menghadiri sebuah pertemuan di San Fransisco, dan dia berjabat tangan dengan orator Emma Goldman.

Buwalda telah memberikan hidup dan kejantanannya bagi negaranya. Tetapi semua itu tidak ada artinya. Patriotisme, seperti monster yang tak pernah kenyang, menghendaki semuanya. Patriotisme tidak mengakui bahwa seorang serdadu itu juga adalah seorang manusia, yang mempunyai perasaan dan opininya sendiri, kesukaan dan pahamnya. Tidak, patriotisme tidak dapat mengakui itu. Hal itu adalah pengalaman yang harus dipelajari oleh Buwalda ; pelajaran yang mahal. Kalau dia sudah dibebaskan, dia akan kehilangan kerjanya di militer tetapi dia akan memperoleh kembali harga dirinya. Setelah usai, kebebasan itu memang berharga ’tiga tahun penjara.’

Seorang penulis mengenai kondisi militer Amerika, dalam sebuah artikel baru-baru ini , memberikan komentar tentang kekuasaan yang dipunyai seorang pemimpin militer atas masyarakat sipil di Jerman. Penulis itu berkata bahwa Republik kita (Amerika) tidak mempunyai arti lain, tetapi hanya untuk menjamin hak yang sama bagi semua orang ; dan itu membenarkan keberadaannya.

Saya yakin bahwa penulis itu tidak berada di Colorado semasa rezim patriotik Jenderal Bell. Dia mungkin akan menukar pikirannya, kalau dia menyaksikan bagaimana orang-orang dilempar ke dalam kandang kerbau, diseksa dan diperlakukan dengan tindakan-tindakan yang merendahkan ; semuanya dilakukan dalam nama patriotisme dan republik (Amerika). Kejadian di Colorado hanyalah sebuah contoh bukti perkembangan militer di Amerika. Jika ada pemogokan, jarang sekali tentara dan anggota militia tidak dikerahkan untuk melindungi mereka yang berkuasa ; dan jarang sekali mereka tidak bertindak brutal dan sombong seperti orang-orang yang memakai seragam Kaiser.

Suatu kemalangan bagi penulis-penulis di negara ini adalah mereka sama sekali tidak tahu mengenai hal-hal yang baru terjadi (current affairs) atau mereka tidak mempunyai kejujuran untuk memberitakan apa yang terjadi. Penulis kita itu menyatakan bahwa militer tidak akan menjadi kekuatan di Amerika seperti di luar negeri, karena pendaftaran militer adalah sukarela, bukannya keharusan seperti di negara -negara lain. Tetapi penulis ini lupa mempertimbangkan dua fakta yang sangat penting. Pertama, wajib militer di Eropa telah menimbulkan kebencian terhadap militer oleh seluruh kelas-kelas masyarakat. Beribu-ribu rekrut baru mendafatar dengan terpaksa, dan setelah mereka berada di barak, mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk meninggalkannya. Kedua, wajib militer lah yang telah menimbulkan gerakan-gerakan anti militer yang kuat, yang merupakan kekuatan yang paling ditakuti oleh pemerintah-pemerintah di Eropa. Gerakan dan sentimen anti militarisme dianggap sebagai ancaman bagi pemerintah (kapitalis) karena benteng yang melindungi dan memperkuat kapitalisme adalah militarisme. Pada saat militarisme dikalahkan, kapitalisme akan hancur.

Memang betul bahwa tidak ada wajib milliter di negara kita, pemuda/i kita tidak dipaksa untuk menjadi tentara, tetapi ada paksaan yang lebih hebat : mereka yang masuk dalam militer berbuat demikian karena kebutuhan. Bukankah suatu fakta bahawa dalam depresi industrial, pendafatran masuk militer meningkat dengan drastis ? Karir dalam militer bukan hanya menarik dan dihargai, tetapi juga lebih baik daripada susah-susah mencari pekerjaan, antri roti atau tidur di tempat-tempat amal. Karir tersebut setidak-tidaknya memberikan tiga belas dolar sebulan, tiga kali makan setiap harinya dan tempat untuk tidur. Tetapi bagi mereka yang mempunyai harga diri dan prinsip, kebutuhan bukanlah alasan untuk masuk militer. Kita tidak perlu heran kalau otoritas militer menyatakan bahwa materi orang-orang yang mendaftar belakangan ini berkualitas buruk. Pernyataan ini adalah tanda yang baik. Artinya rata-rata orang Amerika masih mempunyai sifat mandiri, cinta kebebasan dan berani menanggung resiko kelaparan daripada memakai seragam.

Orang-orang bijak di seluruh dunia mulai sadar bahwa patriotisme adalah sebuah konsep yang picik dan terlalu sempit untuk memenuhi kebutuhan zaman sekarang. Sentralisasi kekuasaan telah menimbulkan solidaritas internasional antara mereka yang tertindas ; solidaritas anatara kaum buruh di Amerika dan diluar negeri ; solidaritas yang tidak perlu takut dengan serangan dari luar, karena kaum buruh akan membuat pernyataan kepada majikan mereka,"kalau anda mahu membunuh silahkan lakukan pembunuhan tersebut sendiri, kami telah melakukannya untuk anda untuk cukup lama."

Solidaritas itu juga telah menyadarkan tentara-tentara bahwa mereka semua adalah bagian dari umat manusia. Contohnya, tentara-tentara Paris menolak menjalankan perintah untuk membunuh saudara-saudara mereka dalam revolusi ’Commune 1871.’ Solidaritas tersebut juga telah memberikan keberanian kepada tentara angkatan laut Rusia untuk berontak dalam kapal perang mereka. Solidaritas akhirnya akan mempersatukan kaum tertindas untuk melawan penindas mereka. Kaum proletar Eropa telah sadar dengan kekuatan dashyat solidaritas, dan karena itu telah menyatakan perang terhadap patriotisme dan militarisme. Beribu-ribu orang memenuhi penjara-penjara di Prancis, Jerman, Rusia dan Scandinavia karena mereka berani melawan tahkyul kuno tersebut (patriotisme). Gerakan ini juga tidak hanya terbatas dengan kaum buruh, tetapi juga seniman, sastrawan/ita dan ahli tehnik.

Amerika harus mengikuti gerakan solidaritas tersebut. Mentalitas militer telah tertanam dalam kehidupan sehari-hari orang Amerika. Saya percaya bahwa militarisme sangat berbahaya karena mereka didukung kaum kapitalisme (sebaliknya kaum kapitalis sangat membutuhkan mereka untuk menjaga kepentingan mereka).

Institusi yang paling dahulu diracuni dengan mentalisme militarisme tersebut adalah sekolah. Pemerintah mempunyai konsep ,"Berilah seorang anak itu kepada saya dan saya akan mengajarnya menjadi ’orang.’ Anak-anak diajari taktik militer, perjuangan militer diagung-agungkan dalam kurikulum pendidikan dan pikiran anak-anak itu dibentuk supaya sesuai dengan tujuan negara. Pikiran anak-anak yang masih ’murni’ tersebut dibanjiri dengan moralitas patriotisme. Kaum pekerja Amerika telah banyak menderita di tangan tentara, dan kejijikannya terhadap parasit berseragam itu memang beralasan kuat. Tetapi kebencian saja tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut. Yang kita perlukan adalah pendidikan propaganda untuk tentara-tentara ; bacaan-bacaan anti patriotik yang akan menyadarkan mereka akan keburukan ’pekerjaannya’ itu dan yang akan menyadarkan mereka akan hubungan yang sebenarnya antara mereka dan kaum pekerja yang dengan hasil kerjanya menghidupi mereka. Tepatnya inilah yang paling ditakuti oleh pemerintah. Bagi seorang tentara, sekedar menghadiri pertemuan yang radikal saja sudah dianggap sebagai pengkhianatan, apalagi kalau dia membaca pustaka radikal. Tetapi bukankah merupakan sifat pemerintah yang selalu mengecap segalanya yang berbau kemajuan sebagai khianat/subversif ? Bagi mereka yang berjuang untuk mengubah keadaan sosial mustilah bersedia untuk menghadapi semua itu ; karena mungkin lebih penting untuk menyebarkan kebenaran di dalam barak daripada di dalam pabrik. Kalau kita dapat mengabaikan patriotisme, kita telah membuka jalan menuju masyarakat yang bebas dimana semua nationalitas berada di bawah naungan persaudaraan universal.

Penulis : Emma Goldman, 1911
K to K = NAHYU RF & FIRMAN

Sekelompok Perupa Muda Mencoba Bersuara di Tengah Iklim Kreatif yang Melempem.

Oleh: Chabib


Sedikit yang menyangka jika K to K menjadi seperti ini. Medio November lalu Muhammad Salafi Ridho Handoyo dan Irfan Fatchurahman mewakili K to K diundang memamerkan karya mereka dan didaulat menjadi salah satu pembicara di Festival Tanda Kota di Jakarta. Sebuah festival seni rupa yang memberi ruang para pesertanya untuk menangkap tanda-tanda yang mencirikan sebuah kota saat ini. Panitia memilih Dark Brown Sofa project mereka yang ke 3. “Setelah kita sodorkan beberapa project panitia mungkin berpikir Dark Brown Sofa yang paling pas menyuarakan tema”, kata Fatchu. Dark Brown Sofa yang dikonsep Fatchu di project K to K yang ketiga adalah penafsiran mereka akan kenyamanan. Mereka bawa sebuah sofa ke beberapa spot di Semarang seperti kawasan Kota Lama, TPA Jatibarang dan SMA 1 Semarang untuk berakting dan berpose dalam format video art dan foto. “Terserah mereka mau bergaya apa asal mewakili penafsiran mereka akan sebuah kenyamanan dengan sebuah sofa,” lanjut Fatchu. Nampaknya yang menonjol adalah karya Nahyu Rahma F. Seorang pria duduk sambil membaca koran dengan tenangnya di sebuah sofa di tengah arus padat lalu lintas di Jalan Soeprapto kawasan Kota Lama.

Belum banyak yang mengenal K to K bahkan publik Semarang. Coba ketik “Semarang” pada search engine Yahoo atau Google. Percaya atau tidak dari banyak keluaran di tampilan pertama diantaranya ada dua karya video milik awak K to K; M Rofikin alias Item dan Singgih Unggul Prasetyo. Dua karya itu terhubung lewat situs RuangRupa sebuah komunitas seni rupa di Jakarta. Juli 2007 RuangRupa mengadakan workshop video art di Semarang dan diikuti beberapa anggota K to K. Dari banyak karya yang masuk karya Item dan Singgih yang paling menonjol. Item mengambil gambar pantulan gedung-gedung tua Semarang di genangan air. Ia bermaksud menggambarkan keadaan Semarang yang tiap tahun selalu digenangi banjir. Karyanya ia namai “Rob”. Berjuluk “Tamasya Reklame” Singgih berkeliling Simpang Lima mengambil gambar reklame-reklame yang penuh bertebaran di sana. Tak disangka dua karya mereka diikutkan oleh Ruangrupa ke sebuah festival film pendek di Jerman. “Aku malah ndak tahu nama dan kotanya, tahu-tahu sudah dikasih tahu sama orang Ruangrupa,” kata Item.

Akhir Desember lalu K to K diundang di pameran dua tahunan Biennale di Jogja. Mereka memutuskan memamerkan memori retrospektif atas project K to K dalam satu tahun terakhir. Mereka wujudkan dalam sebuah neon box, membentuk setengah rumah; logo mereka. Dibalut kertas MMT yang memuat foto-foto. Juga mereka sertakan sebuah TV yang menyiarkan rekaman aktifitas mereka.

K to K sejatinya adalah nama project pameran bukan komunitas. Tubagus Svarajati pemilik Rumah Seni Yaitu yang prihatin dengan scene seni rupa di Semarang ditemani Muhammad Nasai Saputra dan Ridho mencari beberapa mahasiswa jurusan Seni Rupa Unnes untuk mengompori mahasiswa di sana untuk membikin pameran mereka sendiri dengan frekuensi yang sering. Atas rekomendasi Nasai ditemukanlah sebuah kos-kosan yang berpenghuni mahasiswa Jurusan Seni Rupa seluruhnya diantaranya Item dan Singgih. Keduanya mengajak teman-teman satu angkatan mereka untuk bergabung.

Setelah melakukan beberapa kali diskusi dihelatlah sebuah pameran di kos yang sama dinamai K to K Project #1 pada Desember 2006. K to K singkatan dari Kos to Kos. Untuk selanjutnya pameran memang terus diadakan di kos-kosan yang memungkinkan berbiaya murah dan tidak ribet seperti pameran biasa.

Pameran perdana mereka bertema Heroisme yang bergeser pemaknaannya sehingga dinamai Hero Is Me. Pahlawan tak mesti membela kebenaran. “Pahlawan ada dalam kita sendiri juga,” tutur Item. “Pameran pertama memang serba terbatas dari tempat hingga estetika. Kita ambil semangatnya aja,” kata Ridho.

Pameran kedua K to K Project #2 menunjukkan perbaikan. “Ratri dan kawan-kawan banyak belajar dari project K to K pertama. Mereka ingin project kedua lebih baik daripada project pertama. Dan banyak undangan yang datang,” tutur Ridho. Komedi Putar menyoroti bagaimana naik turunnya kehidupan manusia. “Komedi putar mengangkat kesenangan dalam hidup, hidup itu rileks tapi tetap fokus. Konsep putar kan kadang manusia ada di atas ada di bawah kemudian digabung dengan unsur komedi,” cerita Ratri sang Project officer di project kedua itu.

Carut-marutnya pendidikan di Indonesia juga mendapat perhatian dari mereka. “Sakit di Komik Aja” akhirnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka pada project keempat. Dengan mengeksplor media komik. Komik tidak hanya hanya dibuat di atas kertas. Gitar, permukaan gelas dan piring menjadi korban tangan “jahil” mereka.

Project terakhir adalah project retrospektif. Item dan kawan-kawan ingin sesuatu sebagai kenang-kenangan, disamping kurangnya waktu persiapan sehingga konsentrasi terpecah. K to K harus memenuhi undangan pameran panitia Biennale Jogja akhir Desember. Para awak juga harus mempersiapkan pameran untuk pemenuhan tugas kuliah. Dalam project kelima itu dipajang berbagai memorabilia aktivitas mereka dimulai dari project pertama. Sayang pameran ini sepi pengunjung. “Kita ndak tahu kenapa kok sepi, mungkin pembukaannnya pas weekend,” Fatchu beralasan.

Mendobrak Kemapanan

Semarang sebagai kota besar kurang menunjukkan eksistensi dalam iklim kreatif. “Kalaupun ada keinginan berekspresi kreatif anak-anak muda Semarang banyak yang mentok karena kurang fasilitas untuk mendukungnya,” seloroh Ridho dalam sebuah obrolan. Ia mencontohkan kurangnya perpustakaan untuk menambah referensi. Fasilitas internet juga kurang maksimal. Kondisi ini juga berimbas pada scene-scene kreatif yang masih melulu konvensional. “Masih banyak perupa yang mendewakan lukisan di atas kanvas, padahal dunia sudah berubah. Seni rupa tidak selalu lukisan sekarang. Ada instalasi, foto dan video art,” jelas Ridho yang cuti kuliah di Jurusan Seni Rupa dan Desain Unnes sejak semester 2 ini.

Ini yang membuat K to K mendapat banyak mendapatkan komentar-komentar sinis dari beberapa kalangan perupa bahkan di almameter mereka. Masih banyak yang menganggap mereka nyeleneh. “Sebelumnya kan banyak yang nganggap kalau karya seni rupa itu mesti lukisan. Di Unnes kecenderungannya gitu. Padahal kan tidak. Karya apa pun bisa dibilang seni rupa tergantung niatnya. Bisa instalasi, patung, video, dan lain-lain. Dulu kami juga begitu. Tahunya seni rupa ya lukisan. Tapi setelah K to K ini ya kita jadi banyak tahu. Kita juga ada misi mencerahkan anak-anak seni rupa Unnes yang lain lah. Dosen-dosen juga begitu. Banyak yang ngajarnya ya menurut mereka di zaman dulu. Ndak tahu perkembangan seni rupa sekarang,” tambah Ratri dan Item yang karya instalasi mereka lolos seleksi pameran Biennale.

Mengorganisasi Aktivitas tak Bertuan

Iklim kreatif membutuhkan banyak peran pendukung. Begitu pula dalam dunia seni rupa. Perupa-perupa tidak bisa hanya bisa dengan mengandalkan diri mereka sendiri. “Ada dewan kesenian yang sebagai fasilitator dan pelaku riset, ada media untuk membuka arus apresiasi,” Ridho menjelaskan, “tapi melihat kondisi sekarang kita terpaksa harus melakukan semuanya sendiri.” Mereka membutuhkan komunitas memerlukan wadah untuk kerapian organisasi dan proyek jangka panjang. K to K yang hanya sebagai project yang sebelumnya tak “bertuan” harus memiliki pelaksananya. Byar Creative Industry dan CatDog CommunitArt begitu mereka menamai komunitasnya. “Sebenarnya orang-orangnya sama saja. Cuma kita kan butuh sesuatu untuk memanage aktivitas kita,” tutur Ratri dan Item. “Mereka kan belum tahu masalah tetekbengek dunia luar, belum banyak punya link untuk berpromosi,” tambah Ridho.

“Byar terbentuknya di K to K project ke 2 pada 24 Desember 2006. Di K to K 1 kita kurang terorganisir kemudian kita pengin lebih rapi dalam manjalankan proyek. Byar berkepentingan untuk mendukung dalam hal dokumentasi, tukar-tukar info dengan kelompok lain,” jelas Ridho. CatDog yang berkedudukan di Sekaran punya gawe untuk memperkenalkan iklim kreatif di Unnes dengan membuka galeri pamer dan komunitas diskusi seni. “Ke depan kita fokus untuk menggabungkan Byar dan CatDog untuk menjadikan organisasi yang lebih rapi, Ridho bercerita, “ada cerita lucu pas kita diundang ke Festival Tanda Kota. Kita penginnya pakai nama K to K. Tapi mereka (panita-red) ndak mau, kita harus punya organisasi. Kan acaranya difokuskan untuk mengenalkan beberapa komunitas yang ada di daerah. Jadi kita mengajukan Byar.” Baru-baru ini K to K mendapatkan hibah dana dari Hivos Foundation senilai 5000 Euro. Sebuah foundation asal Belanda yang berkonsentrasi mendukung perkembangan seni dan sastra. “Dana itu digunakan untuk keperluan penerbitan katalog untuk karya-karya kami, pengadaan residensi untuk homestay, dan pameran keluar kota,” sambung Fatchu.

Well, terlepas dari semuanya eksistensi K to K layak didukung. Semangat berekpresi yang mereka lakukan paling tidak memberikan shock therapy pada iklim kreatif yang melempem di Semarang.

Sabtu, 21 Juni 2008

Kelinci Langka dari Wuhan, Matanya Biru dan Hitam


(Erabaru.or.id) — Seekor kelinci lucu yang langka, bulu badannya putih, mata kirinya seperti permata nilam (safir), sedang mata kanannya seperti mutiara hitam. Pada 17 Agustus lalu, di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, di rumah keluarga Liu Hongxiang ditemukan seekor kelinci lucu yang langka tersebut.

Menurut penuturan Nyonya Liu, bahwa Februari lalu, ia membeli sepasang kelinci kembang berbintik hitam pada bulu putihnya dengan sepasang mata warna hitam. Pada Mei-Juli lalu, kelinci ini melahirkan 20 ekor anak kelinci, ada yang putih, hitam, belang dan beragam motif, begitu juga dengan matanya, ada yang merah, hitam, biru, abu-abu semuanya rata-rata berbeda. Warna sepasang mata pada ke-19 ekor anak kelinci ini rata-rata sama, hanya sepasang mata kelinci yang satu ini yang agak unik, yakni sebelah mata berwarna hitam dan sebelahnya lagi berwarna biru.

Insinyur kepala kebun binatang Wuhan dan pakar binatang Du Yousun menuturkan, bahwa terjadinya beragam warna pada bulu maupun mata kelinci, adalah karena kandungan pigmen di dalam tubuhnya. Kelinci bermata merah yang umum ditemui pada kulitnya tidak mengandung zat warna apa pun. Warna yang tidak sama pada sepasang mata seekor kelindci yang sama, mungkin di dalam tubuh kelinci tersebut mengandung 2 macam gen pigmen. (Sumber Secret China)