









|
Laporan wartawan Tribun Batam, Agus Prihartanto
BATAM, PERSDA - FENOMENA sinar aneh muncul di langit Batam. Beberapa warga bertanya-tanya sinar apakah itu. Sementara pihak Stasiun Meteorologi Hang Nadim juga belum bisa menjelaskan secara pasti. Fenomena tersebut berbentuk dua buah sinar vertikal yang sejajar. Kedua sinar ini mulai muncul hari Senin (12/11) sekitar pukul 21.00 WIB di langit sebelah utara. Anehnya sinar berwarna kuning kemerahan tersebut tidak bergerak.
Adanya sinar ini membuat beberapa warga keluar rumah. Dengan dihinggapi pertanyaan, mereka melihat fenomena alam tersebut. "Sinar apa itu ya. Kok tidak bergerak," ungkap seorang warga.
Ada juga warga yang beranggapan jika sinar tersebut erat kaitannya dengan mistik. "Mungkin itu semacam keris pusaka. Berarti keris kembar," ungkap warga lainnya dengan nada keheranan.
Fenomena itu bisa terlihat jelas di Batuampar. Cuaca malam itu memang sangat mendukung karena tidak terdapat mendung sedikitpun. Apalagi bintang-bintang di langit juga bisa terlihat dengan jelas.
Seorang warga mencoba memastikan apakah sinar tersebut juga bisa dilihat dari wilayah lainnya. Dengan telepon selular, seorang warga mencoba menghubungi saudaranya di Legenda Malaka. "Coba keluar rumah. Lihat di langit sebelah utara ada sinar aneh. Mari kita berdoa agar tidak terjadi sesuatu. Semoga Allah melindungi kita," ungkap bapak itu.
Keberadaan sinar tersebut memang membuat bingung. Untuk beberapa saat, sinar tersebut sempat redup. Namun kembali terlihat. Satu setengah jam kemudian, kedua sinar sejajar ini meredup dan tidak terlihat lagi seperti garis sejajar, namun bayangannya masih ada.
Sejauh ini belum diperoleh penjelasan ilmiah akan fenomena itu. Kepala Kelompok Pemantauan Cuaca Stasiun Hang Nadim Batam belum bisa menjelaskan secara pasti."Sayangnya dari tempat saya tidak terlihat. Tapi dari penjelasan saudara, itu bukan bintang," ungkap Yayat.
Yayat sendiri tidak yakin jika sinar tersebut merupakan fenomena alam. "Kalau fenomena itu seperti halo matahari, pelangi. Tapi saya juga belum melihat pelangi di malam hari," ungkapnya
TEMPO Interaktif, Wellington:Tim ilmuwan yang melaksanakan survei komprehensif di perairan Antartika wilayah Selandia Baru menemukan kerajaan biota laut. Beberapa spesies menarik menghiasinya, termasuk ubur-ubur dengan tentakel hamping sepanjang 4 meter dan bintang laut raksasa yang diameternya hampir 1 meter.
"Ekspedisi 3.200 kilometer di Laut Ross ternyata sangat mengesankan, karena kami menemukan beberapa spesies baru," kata Chris Jones dari Badan Atmosfer dan Kelautan Amerika Serikat. Banyak ilmuwan kelautan yang nyaris gila karena gembira.
Temuan-temuan itu, kata Jones, tetap harus dipelajari oleh para ahli biologi kelautan untuk memastikan apakah benar baru. Meski begitu, survei merupakan metode paling komprehensif yang pernah dilakukan di Laut Ross. Selama ini, beberapa penelitian kecil memang telah dilakukan di sana dan tidak mengungkap hasil yang mengejutkan.
Dari survei terbaru, ilmuwan kelautan dari Institut Perairan Selandia Baru, Stu Hanchet, mencontohkan penemuan lainnya berupa bakung laut atau crinoid yang memanjang ratusan meter di dasar perairan dangkal Laut Ross. "Kami belum pernah melihat hamparan crinoid yang begitu besar di belahan dunia lain," katanya. "Beberapa spesies sea lilies yang ada juga tampak asing," dia menambahkan.
Banyak spesies raksasa, mulai bakung laut, ubur-ubur, sampai bintang laut sebesar nampan pizza, diduga disebabkan oleh dinginnya suhu, langkanya predator, dan tingginya kadar oksigen. Total sekitar 30 ribu spesimen berkumpul, yang ratusan di antaranya ada kemungkinan spesies baru.
Hanchet menjelaskan survei digelar sebagai bagian dari program Tahun Kutub Internasional yang melibatkan 23 negara untuk bekerja sama dalam survei kehidupan laut dan habitatnya di Antartika. Program selama 50 hari penuh ini diharapkan mampu menentukan efek pemanasan global terhadap kutub di selatan Bumi itu.
AMAL IHSAN | LIVESCIENCE
MATI AKU
MATI AKU
RATU - DIMANAKAH KAU ADA
dulu waktu duet pinkan mambo dan maia estianti. pertama kali muncul ku kira itu mereka berdua tu temenan solid dari jebolan australia. trus buat grup. pokoknya 2 orang tu kliatan solid bgt. partner kerja yang uah.. solid. yg satu d belakang yg satu megot-megot di depan. dan semua pd percaya pd kemampuannya masing2.
e.. ternyata bojonya ahmad dhania yang gateli
tp waktu pertama kali liat. ku percaya. 2 orang ini bakal memutar balikkan nusantara.
itu pasti.. pokoknya aku tidak salah tebak.
& tahun berganti tahun. tenan to..
trus mereka bubar..
asem ik.. (sayang banget).
Terkurung sunyi dalam lirih suara angin.
Sekilas terbayang wajah rupawan diujung sana.
Teringat akan, cinta yang pernah kau beri.
Namun lalu kita berpisah direngkuh oleh jarak
hatiku tak berdaya oleh apa yang terjadi.
Sanggupkah aku bertahan disini?
Semenjak itu, tak pernah kau beri kabar.
Tak pula kau beri aku sesuatu kepastian.
Hatiku tak berdaya. Oleh apa yang terjadi.
Sanggupkah aku bertahan disini
Dimanakah kau ada?
Rinduku takkan pernah sirna.
Kekasih ingatkah ku disini.
Tertusuk Oleh perih.
Mencari, tak pernah kudapat.
Namun ku kan selalu merindu...
Letih tertambat, menggeliat di resahku.
Hadirmu bagaikan sebuah keajaiban yang tak mungkin.
hatiku tak berdaya. Oleh apa yang terjadi.
Sanggupkah aku bertahan disini?
Kamis, 25 Mei 2006 adalah Hari Raya Kenaikan Yesus Kristus. Satu hari libur yang "nyempil" ini membuat efek "harpitnas" (baca: hari kejepit nasional) bagi hari Jumat, 26 Mei 2006. Dan lagi-lagi seperti biasa kemudian dilakukanlah "peliburan" terhadap hari Jumat keesokan harinya. Model-model "peliburan" hari-hari dengan status Harpitnas semacam ini mulai berkembang semenjak pemerintahannya Pak SBY (maap ya pak, tapi kenyataannya gitu.. sok atuh refleksi diri). Alasannya memang luar biasa membuat geli: "Wong kejepit kok, nanggung. Daripada nanti pada gak masuk, mending diliburin sekalian tho!" Ironisnya, mentalitas macam ini dikembangkan oleh para Pegawai Negri Sipil (maap ye, tapi itu kenyataannya.. sok refleksi diri).
Hal itu adalah salah satu contoh baru mentalitas bemper bangsa Indonesia. Mentalitas bemper adalah istilah yang aku ciptakan untuk me-refer sikap dan pola pikir bangsa Indonesia yang suka "menambahi bemper" ketimbang memperbaiki kinerja. Begini, mari kita ambil contoh masalah harpitnas ini. Masalah harpitnas sebenarnya dapat diselesaikan dengan memperbaiki sistem pengawasan terhadap bawahan agar tetap masuk kerja walaupun Harpitnas atau membuat mekanisme sehingga bawahan dengan senyum lebar mau masuk kerja walaupun hari itu adalah Harpitnas. Tapi bukannya melakukan solusi yang lebih baik semacam itu, yang dilakukan bangsa ini adalah "menambah bemper" dengan meliburkan sekalian Harpitnas. Gendeng.
Contoh mentalitas bemper ini bertebaran gak keruan di seluruh penjuru nusantara ini. Berikut ini contohnya:
1. Lampu lalu lintas
mungkin expat yang mampir ke Indonesia bakal bingung nan geli karena untuk satu arah saja minimal ada empat tiang lampu lalu lintas di republik ini (setidaknya di Jakarta dan Bandung dan Jogyakarta). Empat tiang itu umumnya konfigurasinya adalah dua di tepi ujung jalan arah tersebut dan dua di ujung seberang jalan.
Dua lampu lalu lintas di ujung seberang jalan itu sebenarnya gak perlu. Namun karena pengguna lalu lintas di Indonesia -TERUTAMA- para motor itu sering berhenti melewati batas yang ditentukan (dibelakang garis zebra cross), maka dua tiang itu kemudian ditambahkan agar para pelanggar lalu lintas ini tetap dapat memonitor lampu lalu lintas.
Jadi bukannya memperbaiki sistem pengawasan terhadap mereka berhenti di atas atau di depan zebra cross, malahan kita (baca: bangsa Indonesia) "menambahkan bemper" yaitu memasang lampu lalu lintas di ujung seberang jalan sehingga para pelanggar itu bisa tetap nyaman.
2. Jadwal Kereta Api
Dulu waktu aku tingkat satu dan dua, kalau pulang ke Jakarta, aku selalu naik KA Parahyangan. Fenomena yang selalu terjadi adalah kereta telat. Umumnya telatnya itu hingga 20-45 menit melebihi waktu tempuh seharusnya yaitu tiga jam.
Karena rutin pulang dengan Parahyangan aku bisa mencermati jumlah menit telatnya. Namun, suatu saat (entah kapan) tau-tau Parahyangan itu gak telat. "Kok tumben, tepat waktu?" (maap pikiranku udah pesimistis gini..) Segera saja aku cek di lembar tiket Parahyangan. Dan percaya atau tidak, waktu tempuh yang biasanya adalah 3 jam dibuat menjadi 3 jam 45 menit. HAHAHA.... Makanya gak telat.. wong waktu tempuhnya ditambahi "bemper" sebanyak 45 menit.
Coba perhatikan di sekeliling kalian. Pasti bakal nemuin model-model mentalitas bemper semacam ini, mentalitas yang memberikan solusi yang tampak -sekilas- baik tapi sebenarnya murahan dan sama sekali gak menyelesaikan masalah. Sedih ya...
krisna
(1 hits) di situs prihananto-rumah.page.tl |